Malam itu aku berpura-pura meninggalkanmu yang membuatku terjerat dalam pekat
Aku berangkat menuju puncak malam tak ada yang kubawa, selain rekaan jutaan nalam
Jemariku menyela bulir-bulir fantasi dari hati yang pernah terbakar sebab aku yang tak henti mengejar dan kamu yang terus merupa puisi selembar di puncak bulan
aku buka selembar peraduan Aku menyesal, lelah, Untuk terus berpura-pura sebab akhir-akhir ini musim-musim lenyap sepanjang tahun aku merupa pohon tak berdaun Kekasih yang tak kunjung tersamun berlembar-lembar kisah tetap tak bergaun
Disini juga tak ada pena sehingga kupilih ranting yang terjuntai dijendela
untuk menulis rindu yang terus terjeda.
aku buka selembar peraduan Aku menyesal, lelah, Untuk terus berpura-pura sebab akhir-akhir ini musim-musim lenyap sepanjang tahun aku merupa pohon tak berdaun Kekasih yang tak kunjung tersamun berlembar-lembar kisah tetap tak bergaun
Disini juga tak ada pena sehingga kupilih ranting yang terjuntai dijendela
untuk menulis rindu yang terus terjeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar